Seharusnya tidak seperti ini

Berat sekali rasanya menerima keputusan semesta. Padahal kata mereka, semua terjadi karena memang sudah takdirnya. Tapi, aku tidak terima. Bukan, aku tidak menyalahkan semesta. Aku hanya merutuki diri sendiri yang tidak mampu berbuat apa-apa. Diam. Layaknya orang mati, aku kehilangan jiwa raga. Seharusnya tidak seperti ini.

Semua begitu rumit. Rindu yang kian membuncah, namun sia-sia terbakar habis menjadi abu. Seandainya mengucap kata menjadi sesederhana itu, apapun akan aku katakan. Namun, pada akhirnya, aku masih diam. Membiarkan semuanya terlihat rapi, padahal tidak samasekali. Seharusnya tidak seperti ini.

Kamu bilang, aku harus berpegang pada orang yang aku anggap bisa membuat aku aman. Lalu, aku memutuskan untuk berpegangan dengan kamu. Tapi, kamu pergi. Mungkin, aku salah persepsi. Sebenarnya aku hanya menggenggam angin. Terlalu erat menggenggam angin. Kemudian angin pergi, kosong. Aku masih mengepalkan tangan, meskipun aku tau tidak ada sedikitpun kamu disitu. Tapi, aku bisa apa? Lagi-lagi diam. Seharusnya tidak seperti ini.

Semestinya tidak begini. Semesta pun tau, tak semestinya aku begini.



Comments

Popular Posts