11:45 PM

Aku menatap layar putih di hadapanku.
Orang-orang bisa mengubahnya menjadi apa saja.
Diubahnya menjadi semburat senja, atau semilir angin, atau hujan, bahkan badai topan sekalipun.
Sementara aku,
terpaku.
Entah apa yang ada di pikiranku.
Inginku mengubah putih ini menjadi sesuatu.
Namun tanganku tak bergeming.
Aku makin tenggelam dalam hening.
Ku coba sekeras mungkin,
makin ku coba makin terasa tak mungkin.
Aku ingin mengubahnya menjadi senja, kata dan suasana yang selalu diagungkan oleh para pujangga.
Aku ingin mengubahnya menjadi semilir angin, yang menghembus melewati sela rambut dan bajumu, memelukmu sebebasnya, hingga membuatmu lebih erat merapatkan jaket kesayanganmu.
Aku ingin mengubahnya menjadi hujan, yang selalu dirindukan, selalu dinantikan.
Aku ingin mengubahnya menjadi badai topan, agar kamu tahu apa isi yang ada dalam pikiran.

Namun pada akhirnya,
putih itu masih tetap putih
tanganku masih tak bergeming
hening masih menenggelamkanku
lambat laun menjadi batu.

Aku batu.
Kamu bisa menemukanku di sini.
Putih itu lama kelamaan akan usang.
Biarlah dia menjadi saksi.

Aku batu.
Kamu tentu tahu batu tidak berpindah.

Comments

Popular Posts