A Journey, 1st Anniversarry : Celebra-thing

Selamat membaca cerita singkat yang berusaha saya singkat-singkatkan namun memiliki banyak arti. Mungkin untuk saya sendiri, karena saya tahu hanya saya yang memandang tanggal ini dengan penuh makna. Bukan kamu, apalagi kita.

Waktu itu saya sedang kalut. Sedang berusaha melepas sesuatu yang baru saya temui. Saya sangat bersyukur karena Tuhan memberikan jalan yang terbaik dan tidak membiarkan hati saya merasa lebih sakit dari itu.

Kemudian, saya bertemu kamu. Sosok yang tidak saya ketahui samasekali. Namun, kamu bisa membuat saya percaya dalam kurun waktu kurang dari satu hari bahwa kamu adalah orang baik. Saya tahu itu. Dan saya juga yakin akan hal itu.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Saya belajar mengenal kamu, mencoba mengetahui apa yang kamu suka. Bodohnya, saya membiarkan semuanya terjadi begitu saja sampai saya tidak tahu bahwa lambat laun saya menyukai kamu. Menyukai kamu dalam diam. Menyukai kamu tanpa alasan. Sembari mempertanyakan sesuatu hal yang saya rasakan terhadap kamu itu patut atau tidak. Saya cepat lupa, saya terlalu cepat bahagia, tanpa memikirkan bahwa saya cepat jatuh terhempas tanpa sebab.

Bulan bertambah, semua siklus itu saya lalui, sendiri. Bahagia, rindu, sakit, kembali berbincang dengan kamu, bahagia, rindu, sakit, dan sedemikian sakit hingga kembali ke fase awal; bahagia. Tanpa sedikitpun kamu tahu bahwa saya merayakan tanggal ini sendiri, tersenyum sendiri, termenung sendiri, layaknya orang hilang akal. Namun, seperti siklus tadi, saya tidak merasakan sakit. Mungkin lebih memilih mengabaikan karena saya tahu saya akan bertemu dengan bahagia. Saya tidak sadar bahwa selama ini yang berjuang hanyalah saya seorang, tanpa kamu, apalagi kita. Saya tetap pada ego saya, mempertahankan kamu, karena saya tahu kamu memang pantas diperjuangkan. Meskipun hanya sebagai teman.

Sampai saya melewati masa-masa terpuruk - masih juga melewati itu sendirian - saya sering bertanya kepada diri sendiri.

Lantas, apalagi yang harus saya perjuangkan? Kamu? Kita? Persetan dengan kita.
Kamu dengan duniamu itu seperti hutan antah berantah.
Ingin sekali ku jamah, namun tak sedikitpun aku menemukan arah.
Terkadang aku bertanya, mengapa Tuhan tidak bisa sedikit saja mengubah keadaan.
Namun kemudian aku sadar, bahwa semua memang sudah selayaknya seperti ini.
Tuhan tahu apa yang baik untukku, pun untukmu.
Lantas, aku bertanya sekali lagi.
Apa lagi yang harus aku perjuangkan?
Untuk apa menguras peluh demi sesuatu yang bahkan tidak ditakdirkan untukmu?

Lihat betapa egoisnya saya. Namun ketika saya melihat ke belakang, saya seperti mendapat semangat tambahan. Semacam sugesti yang membuat saya bertahan. Dan ajaibnya, saya bertahan. Hingga saat ini.

Kemudian saya tersadar kembali. Seperti yang saya tulis di atas bahwa saya terlalu cepat bahagia, namun cepat pula terhempas tanpa sebab. Saya menyadari bahwa sugesti-sugesti yang selama ini menghampiri saya hanyalah ilusi. Karena saya tidak mampu melepas kamu secepat membalikkan telapak tangan. Selalu saja ketika saya berusaha melepas diri, sesuatu tentang kamu muncul kembali. Saya tidak tahu dan tidak akan pernah tahu ini rencana Tuhan atau bukan. Namun, semua ketidaksengajaan ini membuat saya bingung. Mengapa harus saya? Dan mengapa pula kamu? Sulit sekali rasanya menyeimbangkan antara hati, logika, ego, dan rasa.

Mungkin beginilah kami, berjalan beriringan namun tidak untuk disatukan.
Berjalan beriringan, memberi dukungan untuk satu sama lain.
Berjalan beriringan, menuju masa depan masing-masing.
Berjalan beriringan, sebagaimana jalan lurus menanti persimpangan yang memisahkan kami, untuk menuju masa depan yang kami cari.

Dan kini, sampailah saya di penghujung hari. Bukan berarti jika hari ini sudah berlalu, maka rasa yang ada di dalam sini turut lenyap. Bukan juga berarti, jika hari sudah berganti rasa yang ada di dalam sini telah sirna. Namun ketahuilah, saya masih disini. Melihat kamu dari kejauhan, memastikan bahwa kamu baik-baik saja. Saya masih disini, apabila nanti sewaktu-waktu kamu membutuhkan saya. Saya masih disini, jika kamu sudi mencari. Saya masih disini.

Comments

Popular Posts