Kosong

Aku ini kosong. Kemudian terlalu banyak diisi. Entah baik atau buruk, semua masuk ke dalam sini. Aku pasrah, karena memang sudah jalannya. Toh pada akhirnya memang kertas putih harus dicoret dengan tinta, bukan?

Seiring berjalannya waktu, aku mulai jenuh. Mungkin sebentar lagi, ini sudah tumpah ruah. Sekali lagi, entah, baik atau buruk yang keluar lebih dahulu. Entah tawa bahagia atau tangis sendu yang paling pertama aku lakukan. Banyak perkara datang silih berganti seakan tak pernah habis akal menguji diri. Hingga pada suatu saat, aku berdiam diri. Mencoba mengambil napas karena kelelahan menghadapi ini yang datang bertubi-tubi. Aku bingung harus berbuat apa lagi. Aku layaknya manusia tak berotak dan tak berperasaan yang menghadapi semuanya dengan datar. Seakan tidak pernah terjadi apa-apa. Seolah-olah tegar namun juga rapuh pada saat yang bersamaan.

Jika kamu juga pernah merasakan, mungkin tidak perlu kamu bertanya. Atau jika kamu penasaran ini perkara apa, maka akan aku jawab. Perkara cinta atau sahabat, sama saja.


Comments

Popular Posts