Sempurna

Sudah cukup lama sejak saat itu, kamu selalu berada di pikiranku.

Dan sejak saat itu aku tahu, mungkin akan sangat sulit untuk lepas darimu.

Kali ini aku memimpikan kamu. Tidak dalam tidurku, melainkan dalam sadarku. Aku tidak tahu sudah berapa kali, memimpikan kamu, menyusun skenario, memerankan adegan, berujung manis, seperti film cinta murahan --tapi tetap juga aku menyukainya--.

Kamu yang kupikir sempurna, selalu jadi peran utama. Kamu manis sekali, sampai-sampai aku gigit jari. Selalu seperti ini, aku selalu hidup ketika bermimpi. Karena hanya lewat mimpi, aku bisa bertemu kamu yang kupikir sempurna.

Yang kupikir sempurna.

Kamu yang kupikir sempurna, tentu akan mengejar yang sesempurna dirimu. Seseorang yang akan kamu lihat setiap pagi, ketika mata bersiap terbuka melihat dunia. Teman untuk tertawa bersama. Teman minum kopi dikala senja. Seseorang yang akan menemani tidurmu kala matahari beranjak ke peraduannya.

Seseorang yang akan tersenyum ketika kamu pulang ke rumah. Menyambut hangat dengan pelukan. Berbagi kecupan dengan malaikat kecil yang nantinya akan melengkapi kesempurnaan. Indah, bukan?

Sesempurna itulah dia. Sesempurna itulah kamu ketika menemukannya.

Sementara aku?

Tidak akan pernah sesempurna dia yang sempurna itu. Tidak akan pernah sesempurna itu untuk dirimu, yang kupikir sempurna.

Pada saat itulah aku juga tahu, aku telah bertemu realita. Mimpi-mimpi segera sirna, pertanda saatnya berusaha mengabaikan kamu yang terus menerus berada di kepala.

Comments

Popular Posts